ShoutBox


ShoutMix chat widget

8.26.2009

Tawarkan Budaya Unik, Cocok Untuk Trekking, Hiking dan Pendakian Gunung



Selama ini, potensi pariwisata alam dan budaya di Pegunungan Tengah Papua identik dengan Kabupaten Jayawijaya, beserta obyek-obyek wisatanya yang terkenal hingga mancanegara. Padahal, Yahukimo memiliki banyak potensi pariwisata. Apa saja potensi itu? Berikut wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Yahukimo, Drs Naftali Elopere.


Dalam setahun, jumlah kunjungan turis mencanegarta rata-rata mencapai 3.500 orang. Dari jumlah itu, hampir seluruhnya melakukan kegiatan wisata alam dan budaya di Pegunungan sebelah selatan Jayawijaya, yakni sekarang merupakan wilayah Yahukimo.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Yahukimo, Drs Naftali Elopere, Yahukimo memiliki banyak potensi pariwisata. “Potensi alam dan budaya di Yahukimo sangatlah unik, dengan kondisi alam serta pemandangannya yang sangat cocok untuk wisata Trekking, Hiking maupun pendakian gunung serta penjelajahan rawa-rawa di dataran rendahnya,” kata Naftali kepada Cenderawasih Pos.
Secara garis besar, kata Naftali, sebenarnya kabupaten ini merupakan surga bagi pecinta kegiatan alam dan para peneliti, sedangkan budaya tradisional juga masih terjaga dengan baik karena hal ini juga sangat berpengaruh untuk kelangsungan hidup masyarakatnya yang mayoritas bermukim di daerah pedalaman.
Geografis dan kondisi alamnya, secara topografi Yahukimo memiliki daerah yang bervariasi dan terletak pada ketinggian mulai dari 200-4000 meter dpl dan dataran rendah yang mayoritas rawa dan tertutup hutan, menjadikan wilayah ini sangat menantang bagi para pecinta alam terutama wisatawan mancanegara.
Di samping itu, kabupaten yang memiliki jumlah penduduk 342.167 jiwa ini, memiliki keragaman budaya dari empat suku besar di wilayah ini nampak terlihat dari tiap daerah hunian serta topografinya.
Selain itu, Yahukimo juga sangat kaya dengan ragam flora dan faunanya, mayoritas tumbuhan yang ada baik didataran tinggi maupun rendah merupakan tumbuhan endemik dari wilayah Papua.
Jenis satwa liar langka juga masih bahnyak di alam bebas seperti burung cenderawasih, kasuari, kakatua, mambruk, nuri dan jenis burung lainnya, sedangkan mamalia liar seprti babi hutan dan hewan berkantung seperti kuskus dan kangguru pohon juga masih banyak terdapat di wilayah hutan.
Pada aliran sungai dataran masih banyak ditemukan satwa liar seperti buaya, kura-kura moncong babi yang merupakan satwa endemik wilayah serta ikan langka seperti arwana.
Naftali mengungkapkan bahwa tempat tujuan wisata utama ini, dibagi dalam 5 tempat, diantaranya Kurima atau suku Hupla dan sekitarnya, Suku Yali, Sub Suku Mek, Una Ukam dan sekitarnya serta Suku Kimyal dan sekitarnya dan Suku Momuna.
Secara rinci, Naftali mengatakan untuk Kurima terkenal dengan suku Dani Selatan dan Suku Hupla, yang sangat mudah dijangkau melalui transportasi darat.
Para wisatawan pada umumnya menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata utama karena selain mudah dijangkau, daerah ini juga relatif mudah bagi wisatawan dalam melakukan kegiatan trekking karena medan serta fasilitas penginapan pada tiap kampung telah banyak tersedia.
“Selain alam pegunungan yang sangat indah, budaya masyarakat sekitarnya juga masih terjaga hingga kini. Para wisatawan dapat berkeliling melakukan kegiatan wisata alam dan budaya di desa-desa sekitar Kurima,” katanya.
Dikatakan, bagi wisatawan yang berminat melakukan perjalanan dengan medan yang lebih berat, wilsayah suku Hupla juga memberikan tantangan alam yang berbeda. Wilayah tersebut seperti Werima, Soba, Wakpesik, Pasema serta kampung kecil di sekitarnya.
Untuk melakukan kegiatan perjalanan keliling daerah ini, rata-rata dibutuhkan waktu sekitar 5 hingga 14 hari dengan tingkat kesulitan medan mulai dari mudah sampai sedang.
Di daerah Suku Yali, perjalanan wisata alam dan budaya di daerah ini adalah sesuatu yang berbeda karena kondisi medannya yang lebih terjal dan juga faktor budayanya yang masih terjaga keasliannya.
Untuk mencapai daerah suku Yali, salah satu tranportasi yang mudah dengan pesawat charter berbeadan kecil seperti Cessna maupun Pilatus Porter milik Organisasi Misionaris yang berpusat di Wamena. Distrik Anggruk adalah wilayah sentral dimana suku Yali bermukim. Lokasi suku ini terletak di sebelah timur dari Pegunungan Tengah.
Menurutnya, para wisatawan dapat melakukan perjalanan berkeliling ke desa-desa sekitarnya seperti Waley, Waniyok, Pileam, Pronggoli, Potengbilik dan Helarikir dan kampung tradisional lainnya. Sedangkan pada wilayah suku Yali di daerah selatan terdapat desa di sekitar Distrik Ninia, seperti Silakma, Ninia serta Holuwon.
Selain dengan menggunakan posawat charter, daerah suku Yali dapat dicapai melalui jalan darat dari Wamena dengan melintasi medan yang sangat menantang terutama pegunungan tinggi seperti Gunung Elit, secara geografis, seluruh wilayah ini adalah daerah dengan tebing-tebing terjal serta berbatu, hutan hujan serta banyak air terjun dan sungai yang membelah. Hal ini menjadikan daerah tersebut sebagai salah satu wilayah favorit bagi wisatawan mancanegara dalam melakukan wisata alam dan budaya. (bersambung)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger